
Pada hari Selasa, 22 Juli 2025, ribuan warga memadati Dusun Bojongsalawe, Desa Karangjaladri, Kabupaten Pangandaran untuk mengikuti dan menyaksikan rangkaian kegiatan Hajat Laut atau Syukuran Nelayan—sebuah tradisi tahunan yang diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan dan hasil tangkapan laut yang melimpah. Acara ini tidak hanya menjadi ritual spiritual, namun juga pesta budaya masyarakat pesisir yang sangat dinanti. Kegiatan diawali dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, dilanjutkan prosesi larung sesaji atau jempana ke tengah laut sebagai simbol penyerahan hasil bumi dan permohonan keselamatan kepada Sang Pencipta. Jempana dihias cantik dan diarak oleh para nelayan menggunakan perahu hias menuju tengah laut, disaksikan langsung oleh masyarakat dan para tokoh penting, termasuk perwakilan pemerintah daerah dan unsur Polres Pangandaran yang turut mengamankan jalannya acara.
Tak kalah penting, Hajat Laut tahun ini juga diwarnai dengan berbagai kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan sunatan massal, yang menunjukkan tingginya nilai kepedulian sosial masyarakat nelayan. Hiburan rakyat menjadi bagian yang paling meriah dengan digelarnya pentas seni tradisional selama satu hari satu malam penuh, menampilkan kesenian lokal. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya lokal, namun juga sebagai momen penguatan identitas kolektif, pemersatu sosial, dan penggerak ekonomi lokal melalui partisipasi UMKM, pedagang kaki lima, hingga sektor pariwisata yang ikut menggeliat.
Ketua RN Bojongsalawe dan perwakilan pemerintah daerah menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan simbolik, tetapi sarana refleksi dan peningkatan kesadaran masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga keselamatan di laut, kelestarian lingkungan, dan nilai-nilai religius. Modernisasi dilakukan dengan tetap mempertahankan esensi adat, seperti tidak lagi menggunakan hewan sebagai sesaji, melainkan simbolis agar lebih selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Hajat Laut 2025 di Bojongsalawe tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada laut sebagai sumber kehidupan, tetapi juga momentum memperkuat warisan budaya tak benda yang sudah diakui secara nasional. Tradisi ini membuktikan bahwa kearifan lokal masyarakat nelayan masih sangat hidup dan terus relevan sebagai penopang identitas dan kemajuan sosial budaya di era modern.

